Rencana awal semula liburan kali ini sebenarnya adalah buat ambil kursus open water scuba diving. Makanya saya ambil 7 hari liburan di Nusa Lembongan karena untuk open water course sendiri dibutuhkan waktu 4 hari. Lumayan kan sisanya bisa ambil kegiatan lain, karena pikir saya 4 hari itu bakal full belajar dan praktek dikelas. Tapi ternyata tidak sebegitunya fergusoooo.. mari disimak.
Saat rencana ini dimulai saya sudah mencoba mencari informasi di beberapa tempat course via google maps. Ada 1 lokasi yang menarik perhatiaan saya yakni Ceningan Divers. Lokasi dan tempatnya sangat sepi, asri, mempesona, dan berada di Nusa Ceningan. Dan tentu saja dia satu-satunya Diving Shop yang berada di Ceningan karena Ceningan tidak seramai di Lembongan.
Untuk mencapai lokasi ini kita harus menyeberangi si yellow bridge dulu lalu belok ke arah kiri. Lokasinya sangat berbeda dengan yang lain yang berada dikawasan ramai. Area mereka ada dipinggir pantai namun jua disela-sela pohon mangrove nan hijau. Saya hampir memilih lokasi ini jika saja tidak melihat diving shop lain yang harganya lebih murah, Dive Concepts.
Awal mula saya melihat si Dive Concepts ini yakni setelah berkonsultasi dengan teman saya yang pernah mengambil course yang sama namun di Jakarta. Ada form kesehatan dari Ceningan Divers yang harus saya isi yang mana membuat saya rada bingung karena ada beberapa kondisi yang mewajibkan saya datang ke dokter. Nah teman saya lalu bertanya diving course yang saya ambil itu yang mana, SSI, PADI, atau lainnya? Nah dari sinilah akhirnya saya paham ternyata selain diving shop yang berbeda-beda, jenis yang mengeluarkan sertifikat itu juga beda-beda. Mari kita check bersama:
PADI (Professional Association of Diving Instructors)
SSI (Scuba School International)
Perbedaan keduanya tidak begitu banyak, hampir semua teknik yang digunakan sama, hanya saja untuk PADI itu lebih strict/kaku dan harus sesuai urutan. Sedangkan, SSI misal urutan kedua belum bisa tidak apa-apa untuk mencoba urutan lainnya, tidak harus sesuai urutan yang penting bisa prakteknya dan lulus. Enaknya lagi, mau sertifikatnya PADI ataupun SSI, kita bisa saling silang menggunakan dive-shop mereka atau bebas melakukan dun diving di PADI maupun SSI meskipun sertifikatnya berbeda.
Yang menjadi masalah adalah jika ingin menjadi instruktur, karena sertifikat yang dipakai untuk mendaftar menjadi instruktur PADI misalnya, harus dari mereka yang mendapatkan semua sertifikat dari PADI juga, begitupun sebaliknya. Ada beberapa cara untuk bisa sampai disini dan prosesnya lumayan panjang. Jjadi kalau memang tidak ada niatan untuk menjadi instruktur dan hanya mau fun diving mah woles aja mau ambil sertifikat manapun. Kalau saya sih sudah pasti pilih yang murah saja yaitu SSI.
Tidak hanya lebih murah, SSI juga menawarkan waktu yang lebih ringkas atau pendek dibanding PADI. SSI ini hanya 3 hari saja sedangkan PADI rata-rata 4 hari. Lalu seperti yang saya bilang tadi, selama 3 hari ini tidak full belajar ya, apalagi kalau sesi 3 nya sudah selesai dibaca. Iya, memang setelah itu ada sesi 4-6 materi lagi sih, tapi tidak harus dibaca saat di Dive Shopnya. Kalau selesai membaca 6 materi ya sudah tinggal praktek saja selama 3-4 jam itu, sisanya bisa melakukan kegiatan lain. Secara singkat sih dalam sehari hanya 3-4 jam saja materi praktek di Dive Shopnya, 1 hari materi dan praktek di kolam, 2 hari praktek di laut serta tes dilaut/kapal juga.
Berbeda dengan PADI atau PADI dive shop yang saya temui, mereka menyuruh saya mengisi formulir kesehatan dan harus diisi sesuai yang saya rasakan. Karena itulah akhirnya saya memilih SSI saja, karena mereka membantu dan menjelaskan bahwa jika bukan penyakit berat seperti ashtma maka masih bisa dibantu oleh mereka, cincay lah. Dan oleh sebab itu saya disuruh mengisi semua checklist dengan kata NO meskipun ada beberapa kondisi seperti migraine yang sebenarnya saya miliki dan harus di checklist yes. Tetapi arena sekalinya ada yes yang kita tulis di formulir tersebut, maka kita harus meminta persetujuan dokter jadi mereka menyarankan sya untuk menulis NO saja. hmm
Lalu pada saat hari H atau tanggal 14 agustus dan setelah mempelajari 3 sesi materi via aplikasi yang sudah didaftarkan oleh DiveConcepts kepada saya namun tidak juga selesai-selesai saya baca. Datanglah saya ke dive shop ini dan mulai melakukan training. Training pertama dimulai dengan materi yang diberikan oleh instruktur saya Bagio. Ada 4 murid termasuk saya, Athena, Jason, dan satunya lagi saya lupa namanya yang mendenarkan dengan seksama materi oleh Bagio ini. Karena kita dari berbagai negara: Indonesia, US, Australia, France, maka bahasa yang digunakan oleh Bagio-pun ada 3 bahasa tapi bahasa utama yang digunakan ya bahasa inggris.
Materi selesai lalu kita mulai sesi training di kolam, nah di kolam ini saya terkena serangan panic attack lagi, ga cuma sekali tapi berkali-kali. Saya bilang "lagi" karena pada 2019 saat saya melakukan Discover Scuba Diving (DSD) di Gili Trawangan, saya juga mengalami ini. Entah karena saya belum siap training karena baru sampai Lembongan langsung ikutan kursus, atau memang saya sebenernya ga mampu saja. Tapi saya yakin ini karena kedua alasan tersebut sih hahaha, terlalu grusa-grusu dan ga mampu.
Sayapun mencoba berkali-kali lagi, mencoba untuk tenang dan tidak memikirkan hal yang tidak-tidak. Namun akhirnya saya menyerah karena lebih merasa tidak enak dengan rekan-rekan saya yang menunggu lama dibawah air karena kepanikan saya. Sayapun keluar dari kolam renang dan bergabung dengan istri salah satu rekan kursus saya bersama anaknya yang sangat cantik dipinggir kolam. Dan dari situ mood saya kembali membaik setelah bermain beberapa game dengan si anak ini.
Gambar yan dibuat untuk memperitkan imajinasinya tentang saya sebagai seorang diver. |
Saat itu juga saya kembali ke pemikiran saya yang lama untuk tidak lagi mencoba diving dan fokus ke kegiatan diatas laut saja daripada dibawah laut. Saya rasa saya cukup baik menikmati pemandangan laut dari atas, snorkeling maupun surfing misalnya. Atau bisa juga saya malah ingin mencoba free diving, karena di aktifitas ini saya tidak memerlukan alat-alat yang ribet macam tangki oxygen dan lain-lain. Juga saya bisa belajar mengelola cara bernafas saya dengan lebih baik, karena sampai sekarang saya merasa cara bernafas saya kurang bagus. Cara bernafas ini tidak hanya berguna untuk diving/menyelam loh. Berguna juga untuk olahraga misal berlari, hiking, dan lain-lain.
Lalu sayapun pulang berjalan kaki ke hotel saya dengan pertama-tama mampir makan di cafe depan hotel. Laper banget saat itu, karena terakhir makan hanya banana pancake dan omlete dari hotel yang porsinya juga tidak banyak dan itupun tadi pagi. Saat itu sudah pukul 17.00 saya memilih makan Chicken Cordon Bleu yang porsinya ternyata cukup mengenyangkan sekali. Oh ya, saya tadi di dive shop juga meminta refund uang yang semula harus membayar 4,4jt tapi karena dari pool session memutuskan untuk tidak melanjutkan lagi akhirnya saya kena charges 800k. Tapi lumayan lah masih kembali 3.6jt, daripada ga kembali sama sekali uangnya kan.
Selesai makan saat itu tepat sekali berada di waktu sunset akan muncul, tapi saat itu saya merasa ingin pulang saja ke hotel untuk tiduran. Tapi baru juga beberapa menit tiduran, saya memutuskan untuk keluar ke pantai dan menikmati suasana pantai menjelang malam didekat hotel sana. Banyak orang-orang yang duduk-duduk dipinggiran pantai menikmati pasir, gemuruh ombak, serta matahari terbenam. Ada juga yang duduk-duduk di cafe sambil meminum beer bintang mereka dan berpesta pora. Ada pula yang hanya duduk melihat anak kecil bermain bola riang gembira disana. Nah, tau kan saya tipikal yang mana dari ketiga itu? Coba tebak di komen, haha.
Bola, sunset, dan keriangan. |
Setibanya saya dijalan setelah jantung berdebar tak karuan, mampirlah saya ke market atau swalayan kecil samping hotel untuk membeli air, mie, dan snack buat bekal besok. Besok pagi saya berencana mau snorkeling ke arah Nusa Penida. Ini rencana mendadak saat tadi balik ke hotel dan ngepas saja gitu ketemu pemilik hotel yang baik hati. Saya iseng menanyakan paket snorkeling ke beliau dan beliau memberi harga 200k saja ke saya. Saja, karena memang ongkos termahal saat snorkeling di Lembongan itu karena kita harus naik kapal jauh ke arah Penida. Dan trip inipun tidak cukup sejam ya, tapi 3 jam dari pukul 8 sampai 11 siang. Jadi wajar kalau hargannya segitu, usahanya harus lebih cuy.
Karena jam check-out saya jam 12 di hotel ini, lalu saya meminta keringanan ke si pemilik untuk bisa check-out sekembalinya saya dari trip ini. Bukan main lah, si pemilik langsung dengan santainya membolehkan saya check-out di jam berapapun. Saya kaget campur bingung kok bisa sebaik itu bapaknya ih, tapi dalam hati juga bilang: Nice! Saya juga diinformasikan kalau nanti saya akan snorkeling bersama 2 penghuni hotel lainnya. Tambah mantep karena akhirnya saya akan mendapat teman baru, yash! Link hotelnya silahkan klik disini, dijamin ga akan menyesal stay disini tuh.
Malam itu sepulangnya dari pantai menikmati sunset, saya pulang ke hotel dan memutuskan untuk berbaring saja di kamar, istirahat. Hingga akhirnya tiba-tiba sang mentari pagi datang lagi dan banana pancake yang enak dari hotel akan segera dihidangkan di meja depan kamar saya, muach.
Eh maaf, ini tuh bukan hotel tapi homestay, tapi homestaynya serasa di hotel meski ga mewah ya.
Cost.
Diving Course (yang gagal): 800k
Makan & Lain-lain: 150k
umiatikah
No comments:
Post a Comment