Beberapa waktu lalu tiba-tiba tercetus ide untuk melakukan tes psikologi mengenai love language. Tau ga kalau ternyata ada 5 jenis love language dalam diri kita? Yang diantara kelimanya perlu kita ketahui besaran yang mana antara satu dan lainnya, mana yang lebih dominan dan mana yang less dominan. Hal ini perlu diketahui agar kita dan pasangan kita bisa paham masing-masing karakter atau love language-nya agar tidak terjadi crash dan lebih saling mengerti serta memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan satu sama lainnya.
Saya kemudian men-googling kata kunci love language lalu muncullah link dalam bahasa inggris ini dan link dalam bahasa indonesia disini. Tesnya sendiri tersiri dari 21 pertanyaan yang tidak ada jawaban benar atau salahnya. Semua pertanyaan benar untuk tiap orang karena pada akhirnya jawaban tersebut akan membentuk sebuah kerangka atau rumus yang menentukan persentase 5 love language tersebut pada diri masing-masing si pengambil tes. Saat itu hasil yang saya peroleh menunjukkan bahwa love language saya yang paling dominan adalah Quality Time, sementara yang less dominan adalah Receiving Gifts. Lalu ketiga sisanya memiliki persentase yang hampir sama.
Quality Time,
Quality Time atau kualitas waktu, kurang lebih bisa dijabarkan menjadi menikmati waktu bersama pasangan dan tidak mau terganggu oleh suatu hal lain. Bahasa cinta ini fokus pada kualitas waktu yang dihabiskan bersama pasangan, seperti menghabiskan waktu tanpa gadget saat bersama. Dengan begitu, rasa cinta kita dapat terpenuhi karena dapat menghabiskan waktu bersama dengan orang tercinta. Komunikasi merupakan hal yang krusial bagi yang memiliki bahasa cinta quality time ini. Saat bersama pasangan, kita bisa berbagi hal yang kita dan pasangan alami di hari tersebut. Mulai dari cerita, bercanda bersama, sampai pembicaraan yang biasa sampai level serius. Harapannya, komunikasi tersebut dapat menjaga hubungan antara kita dengan pasangan kita.
Words of Affirmation,
Words of Affirmation atau bahasa lainnya Pujian ini sangat penting bagi kita yang merasa kalimat-kalimat pujian yang positif dan menyemangati itu bentuk cinta yang sangat murni. Dengan ucapan "Aku bangga padamu" dan lain-lainnya itu bisa menjadi gambaran cinta yang diidamkan oleh kita yang memiliki bahasa cinta ini. Kita akan menganggap pujian atau kalimat-kalimat positif ini bermakna yang sangat dalam dan bisa membuat kita semangat dan merasa diperhatikan dan diapresiasi oleh pasangan kita.
Physical Touch,
Physical Touch atau sentuhan, bahasa cinta ini lebih kepada sentuhan yang bukan melulu masalah sex. Sentuhan pada tubuh misal gengaman tangan, rangkulan, pelukan, elusan dirambut itu adalah contoh bahasa cinta pada bagian ini. Pasangan akan merasa dicintai dengan pelukan yang tulus diberikan kepada kita, merasa terlindungi saat tangan kita digengam, maupun saat kita dirangkul oleh pasangan.
Acts of Service
Acts of Service atau kata lainnya Tindakan, Tindakan disini maksudnya seperti membantu mencuci piring, menyapu, mencuci, memasakkan sesuatu, atau membantu tanpa diminta itu bentuk rasa cinta yang kita butuhkan. Lebih melihat cinta dari tindakan yang diberikan daripada kata-kata yang maknanya bisa tumpang tindih. Bagaimana pasangan bertindak untuk membuktikan cintanya kepada kita itu akan diartikan lebih daripada hanya sekedar bicara "I Love You" tanpa pembuktian apapun.
Receiving Gifts
Receiving Gifts atau menerima hadiah, ya menerima hadiah itu pasti otak kita akan melihat ke arah materialisticnya ya, padahal tidak seperti itu juga. Pemberian hadiah kecil saja sudah kita anggap bentuk dari cinta yang pasangan beri kepada kita. Karena pada bahasa cinta ini, pemberian hadiah tersebut bisa diartikan pasangan selalu memikirkan kita saat melihat barang ini dan memutuskan untuk membelinya dan memberinya kepada kita sebagai bentuk rasa sayangnya kepada kita.
Sekali lagi, tidak ada yang salah dengan berbagai bahasa cinta diatas pada masing-masing orang. Setiap orang memiliki karakteristiknya sendiri-sendiri dan semua itu benar dan tidak salah. Yang salah adalah saat kita tidak tahu bahasa cinta pasangan dan memaksakan sesuatu yang bukan bahasa cintanya untuk dilakukan, sudah pasti pertengkaran demi pertengkaran akan datang karena sama-sama tidak mengenal bahasa cinta pasangannya sendiri. Saya kira tidak ada salahnya juga untuk melakukan test ini bersama pasangan lalu didiskusikan berdua agar bisa saling memahami dan memiliki kehidupan yang lebih harmonis nantinya.
Setelah saya mengenal diri saya yang memiliki bahasa cinta Quality Time ini, saya cukup sadar sekarang kenapa saat pasangan atau teman saya tidak membalas bahasa cinta yang sama, saya merasa disisihkan. Seperti saat saya ingin seharian menghabiskan waktu dengan pasangan namun pasangan saya malah main sendiri, saya pasti akan merasa kecewa. Sama seperti saat dulu saya camping bersama 2 sahabat saya, saya berpikir kami nanti akan memiliki waktu bersama yang sangat indah. Namun semua menjadi buruk saat salah satu teman saya membawa 2 orang lain yang tidak saya kenal ke dalam grub kami. Saya merasa mereka merusak suasana yang sebenarnya ingin saya nikmati hanya bertiga dengan sahabat saya tersebut.
Ternyata bahasa cinta tersebut tidak hanya berlaku dengan pasangan saja, bersama sahabat maupun orang tua pun juga sama. Karena bahasa cinta itu tidak semata-mata antara kita dengan pasangan saja, tetapi juga dengan orang tua serta sahabat yang ada disekitar kita, ya meskipun tingkatannya berbeda. Coba kalau bahasa cinta kamu apaan nih?
My Love Language is Quality Time, How About You?
umiatikah
No comments:
Post a Comment