Arashiyama Kyoto Japan in Autumn |
Ada yang sedang berencana membuat
visa Jepang? Ada yang ingin bertanya cara membuat visa Jepang pertama kali? Nah
bagi kamu yang sedang merencanakan untuk membuat visa traveling ke Jepang secara
mandiri saya mau share pengalaman saya nih, apalagi buat yang saat ini bekerja di PMA (Perusahaan Modal Asing) Jepang kan ya.
Saya saat ini sedang bekerja di
salah satu perusahaan Jepang di Jawa Barat. Sejak Mei tahun 2019 ini, saya dan
teman berencana akan mengunjungi Jepang pada saat musim gugur di November
2019. Setelah menimbang-nimbang waktu yang tepat buat kami berdua, maka kami
putuskan untuk memilih tanggal 23/11 – 1/12 untuk perjalanan kami tersebut. Maklum
kami berdua budak coorporate jadi pertimbangan waktu itu suatu keharusan, mesti ngerampungin kerjaan dan di tanggal-tanggal tidak kejar deadline gitu.
Tiket sudah di tangan dengan rute
Jakarta-Osaka (transit di Tokyo) dan Tokyo-Jakarta dengan pesawat JAL. Kami memilih pesawat tersebut karena sedang malas transit di negara lain saja, dan saat
itu ada promo. Yah, meskipun ga gede juga promonya, tapi lumayan lah ya. Hotelpun
sudah beberapa di booking, jadi sudah waktunya kita mempersiapkan dokumen untuk
pembuatan Visanya.
Saya dan teman memilih awal
November untuk menyerahkan dokumen ke VFS untuk Kedubes Jepang ini di Lotte Avenue Jakarta. Mengingat waktu
pembuatan visa hanya 4 hari kerja maka kami memilih hari selasa saja dan membooking antrian secara online. Namun, ternyata ada syarat pengajuan visa tambahan jika
kita traveling mandiri (tanpa agen) ke VFS untuk kedubes Jepang ini. Kita harus
mengajukan permohonan sendiri tanpa bisa diwakilkan kecuali oleh keluarga atau
teman sekantor. Saya dan teman bekerja di perusahaan berbeda dan kita bukan
keluarga, artinya kita harus jalan sendiri-sendiri ke VFS ini. Sayapun akhirnya
mengubah jadwal saya untuk mengajukan permohonan visa tersebut ke hari senin,
maju 1 hari. Sebenarnya, saat tahu saya harus mengajukan sendiri visa tersebut, saya langsung mencari-cari agen untuk membantu memproses visa saya tersebut. Sayangnya jadwal mereka yang paling terdekat ada di tanggal 19/11, jadi putusan paling tepat saat itu ya saya harus mengajukan permohonan sendiri.
Sebelum hari senin tiba, saya
sudah mempersiapkan syarat-syarat yang harus saya sertakan untuk pengajuan visa
ini, berikut listnya atau bisa klik link berikut :
Persyaratan Pengajuan Visa Jepang. Source emb-Jepang(dot)go(dot)id |
Karena tulisan ini saya khususkan untuk yang ingin
traveling dengan biaya sendiri, maka persyaratan diatas saya ringkas menjadi seperti dibawah ini:
1. Paspor.
|
3. Foto kopi KTP
|
4. Bukti pemesanan
tiket (dokumen yang dapat membuktikan tanggal masuk-keluar Jepang)
|
6. Rekening Koran 3
Bulan
|
Nah, karena saya merupakan karyawan yang bekerja di Perusahaan/PMA Jepang, maka sesuai tanda merah di screenshot diatas, saya dibebaskan dari syarat Rekening Koran 3 Bulan. Saya hanya perlu mengganti syarat tersebut dengan Surat Keterangan Kerja dari Perusahaan lengkap dengan Kop Perusahaan. Jadi, saya hanya harus melampirkan 5 persyaratan dari daftar diatas, lebih simple ya. Jika dokumen yang kita sertakan sesuai syarat dan lengkap, besar kemungkinan untuk mendapatkan visa jepangnya. Jadi tidak perlu repot-repot melampirkan bookingan-bookingan yang tidak disebut diatas deh.
Saat saya ke VFS-pun, saya murni
hanya menyertakan lampiran yang mereka minta diatas. Tidak ada bookingan hotel
atau apapun, benar-benar murni syarat diatas. Sebelum ke arah petugas didepan
VFSpun saya sudah mengurutkan dokumen sesuai nomor urut dipersyaratan. Selain
petugas lebih mudah menyaringnya, kitapun secara tidak langsung mempersingkat waktu
tunggu antrian orang lain. Rada kesal sebenarnya melihat antrian didepan saya
yang tidak mengurutkan dokumen persyaratannya, padahal sudah diwanti-wanti di
website kalau semua harus urut. Belum lagi bookingan hotel mereka yang
berlembar-lembar, jadi petugas lumayan lama menyaring dokumen orang tersebut
yang artinya saya harus menunggu giliran dan berdiri lebih lama.
Dokumen yang saya bawa tipis
bener kemarin itu, hanya 7 lembar (paspor dan foto hitung lembar saja ya). Prosesnya
pun lumayan singkat, saya yang sudah booking pengajuan Visa di tanggal 4/11 pukul 9.10 kurang
lebih menunggu 10 menit. Setelah dokumen di cek dan di input oleh petugas saya
langsung diberi kertas pembayaran. Pindah ke lokasi kasir, sayapun harus antri
lagi sekitar 5-10 menit. Namun apesnya saya, saat dipanggil ke kasir saya
mendapat kasir yang kemungkinan masih training karena yang bersangkutan bahkan
tidak tau cara merobek kertas print-an nota. Belum lagi log-in di komputer yang
lama dan berkali-kali meminta bantuan ke supervisornya. Kurang lebih 20 menit saya dibagian
kasir itu, sampai saya minta mereka cepat-cepat karena saya harus mengejar
kereta lokal saya ke Cikampek di jam 10.20 dari stasiun Kramat. Akan saya
ceritakan di lain waktu mengenai kereta dari cikampek ini: baca disini.
Pemberitahuan via email bahwa aplikasi sudah di ajukan ke Kedubes Jepang. |
Nah, sebelum ke petugas
pengumpulan dokumen, saya mencoba untuk mengambil foto didalam VFS terlebih
dahulu karena merasa foto yang saya ambil sebelumnya kurang memuaskan. Namun
saya cukup kaget saat mendapati pihak pemoto hanya menggunakan kamera Handphone
saat mengambil foto saya. Apalagi dengan biaya 45k untuk 4 lembar foto dengan
kualitas yang sama saja dengan foto yang saya ambil diluar, rasanya sangat
tidak setimpal hasil foto tersebut. Tidak perlu khawatir jika foto belum jadi sementara antrian untuk pengumpulan dokumen sudah terpanggil. Sampaikan saja ke petugas, petugas juga paham bahwa nanti foto yang tadi kita ambil di VFS akan dikirimkan ke mereka oleh petugas pemoto. Tapi, saran saya sih, mending foto diluar saja lah,
boleh sih didalam VFS kalau memang pada hari-hari sebelumnya benar-benar tidak sempat untuk
itu. Apalagi kalau fotonya hanya dari kamera Handphone kan ya dan hasilnya juga sama saja seperti foto di tempat printan fotocopyan, mana lebih murah juga.
Nah, setelah dokumen selesai saya
ajukan, 4 hari dari tanggal pengajuan visa yakni tanggal 7/11, saya mendapatkan
email bahwa visa sudah bisa saya ambil di VFS. Teman sayapun pada tanggal 8/11
mendapatkan email yang serupa, namun email datang di sore hari sekitar pukul
16an yang artinya kita bisa mengambil passport di hari kerja berikutnya, atau
memakai jasa perpanjangan waktu di pukul 16.00 – 18.00 hari itu juga. Karena saat itu hari
Jumat, maka saya dan teman memutuskan untuk memakai jasa perpanjangan waktu
dengan biaya 40k per passport. Males kan harus menunggu 2 hari lagi + senin siang
baru bisa tau Visa kita di terima atau tidak.
Pemberitahuan via email bahwa Passport sudah kembali dan siap diambil di VFS |
Penantianpun berakhir di Jumat
sore itu juga, dan pengajuan visa saya dan teman diterima tanpa permintaan
dokumen lain lagi. Yes!
Awalnya saya cukup dagdigdug juga
takut-takut pihak Kedubes tidak percaya dengan dokumen yang saya sertakan.
Sayapun sampai siap-siap membawa copyan Akta Perubahan terakhir perusahaan saya
bekerja saat mengajukan permohonan tersebut. Namun pihak petugas VFS ataupun
Kedubes tidak meminta itu sama sekali. Lega rasanya, apalagi saat melihat
lembar Visa Jepang sudah menempel dipaspor hanya dengan 7 lembar dokumen itu
tadi.
Untuk yang ingin megajukan
Visa dan saat ini sedang bekerja di PMA Jepang, ikutin saja 5 syarat seperti
yang saya ajukan November kemarin. Tenang, meskipun dokumen setipis ATM,
kemungkinan visa untuk di terima juga besar kok. Kan kita sudah menyumbang
tenaga kita bekerja di Perusahaan Jepang, anggap saja itu reward dari mereka. Jadi saat mengajukan Visa ini tenang dan yakin saja tidak usah terlalu tegang, asal syarat yang diminta lengkap semuanya akan baik-baik saja kok.
Untuk yang bukan pekerja PMA Jepang pun sama saja sebenarnya, asal syarat terpenuhi kemungkinan visa dikabulkan juga besar. Tidak perlu muluk-muluk harus ada 50 Juta atau sekian puluh juta di Rekening Korannya. Cukup kasih lihat bahwa flow RK baik dan tidak ada indikasi kecurangan, itu saja. Kecurangan disini maksudnya, dalam 3 bulan itu tiba-tiba ada transferan 20 juta gitu, padahal gaji perbulan 5 Juta.
Hitung saja berapa hari kamu bakal di Jepangnya dikalikan 1 juta / 1,5 juta misal: 1 Juta dikali 10 hari = 10 juta, setidaknya ada minimal nominal uang sebesar itu (tapi ya jangan ngepas banget juga sih). Kalau saya sih biasanya saya lebihin dari pengalian itu tadi. Jadi, pihak kedubes tau bahwa kita cukup punya uang untuk jalan-jalan disana selama masa itu tadi, juga agar kedubes tidak melihat ada indikasi kita mau mencari kerja secara ilegal disana. Kalau trik saya sih, sebelum masa 3 bulan datang, saya sudah siapkan saldo mengendap minimal 10 Juta. Nah, di 3 bulan berjalannya RK itu, tinggal saya sajikan data uang masuk dan uang keluar yang sewajarnya. Ingat, flow RK 3 bulan yang akan kita lampirkan harus wajar, jadi jangan ada uang siluman yang masuk di 3 bulan berjalan itu. Cukup membantu?
Untuk yang bukan pekerja PMA Jepang pun sama saja sebenarnya, asal syarat terpenuhi kemungkinan visa dikabulkan juga besar. Tidak perlu muluk-muluk harus ada 50 Juta atau sekian puluh juta di Rekening Korannya. Cukup kasih lihat bahwa flow RK baik dan tidak ada indikasi kecurangan, itu saja. Kecurangan disini maksudnya, dalam 3 bulan itu tiba-tiba ada transferan 20 juta gitu, padahal gaji perbulan 5 Juta.
Hitung saja berapa hari kamu bakal di Jepangnya dikalikan 1 juta / 1,5 juta misal: 1 Juta dikali 10 hari = 10 juta, setidaknya ada minimal nominal uang sebesar itu (tapi ya jangan ngepas banget juga sih). Kalau saya sih biasanya saya lebihin dari pengalian itu tadi. Jadi, pihak kedubes tau bahwa kita cukup punya uang untuk jalan-jalan disana selama masa itu tadi, juga agar kedubes tidak melihat ada indikasi kita mau mencari kerja secara ilegal disana. Kalau trik saya sih, sebelum masa 3 bulan datang, saya sudah siapkan saldo mengendap minimal 10 Juta. Nah, di 3 bulan berjalannya RK itu, tinggal saya sajikan data uang masuk dan uang keluar yang sewajarnya. Ingat, flow RK 3 bulan yang akan kita lampirkan harus wajar, jadi jangan ada uang siluman yang masuk di 3 bulan berjalan itu. Cukup membantu?
Penampakan Visa Jepang dan Tiket JAL |
No comments:
Post a Comment