Picture from google |
Langit yang tadinya cerah dan udara yang panas tiba-tiba
berubah menjadi gelap dan dingin
Kulihat, angin mulai menghantam pepohonan di luar sana
Glegar suara petir menyambar bak alunan lagu dansa
diiringi jepretan kilat diatas sana
Ranting-ranting kayu menari-nari bersama sang dedaunan dengan irama yang tak beraturan
Aku tersentak
Gegar sang petir tak juga terhenti
Yang ada ia menjadi tak terkendali
Aku takut tak bisa pulang hari ini
Mantol tipisku takkan mampu menghalau air yang merembes
ke tubuhku
Sepeda motor kecilku takkan mampu menembus angin kencangitu
Pun helmku takkan semudah itu memecah air hujan yang
megalir di kacaku
Tubuhku gemetaran
Pandanganku tak lagi jernih
Haruskah aku menunggu sang hujan reda untuk pulang hari
ini?
Tapi ada dia disana yang menungguku untuk pulang
Was-was dengan keadaanku saat hujan sederas ini datang
Namun aku takut
Namun aku tak ada pilihan
Aku tetap harus pulang hari ini
Dengan irama berkendara yang lebih tenang dan hati-hati akupun beranjak pulang
Dengan memantapkan tubuh dan penglihatanku akupun menguatkan diri untuk
menerjang hujan sore hari ini
Demi dia
Yang menantiku pulang
Karena sepeda motor yang kukendarai ialah miliknya
Dan dia membutuhkannya untuk bekerja di shift malam
Hahaha
(Tulisan sampah ya, maafken)
No comments:
Post a Comment