Devi dijalan yang sepi dan tidak terekspos oleh wisatawan di korea. |
Saya akan mulai menulis tentang style travelling yang saya nikmati.
Banyak teman yang selalu bertanya ke saya saat saya sedang/tidak sedang travelling. Saya ringkas perntanyaan mereka seperti ini:a. "Mi caranya ke Korea gimana?"
b. "Mi, abis berapa sih ke Eropa?"
c. "Mi, kamu duitnya banyak ya jalan-jalan mulu,"
dan banyak lainnya. Biasanya pertanyaan itu akan saya jawab "Memangnya kamu sukanya yang gimana kalau lagi jalan?".
Yaps, style orang tiap travelling itu berbeda-beda, tidak bisa disamakan. Saya yang suka menyiapkan semuanya sendiri tentu berbeda dengan mereka yang suka disiapkan oleh agent travel. Tapi saya akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu terlebih dahulu.
Seoul when sunrise with fogs. |
Begini,
a. "Mi caranya ke Korea gimana?" : Tinggal beli tiket pp ke korea, nyampe kan.
b. "Mi, abis berapa sih ke Eropa?" : Jarang ngitung pengeluaran, yang pasti uang cash yang saya bawa pasti sisa sih. Meski hanya recehan. Abis berapanya itu tergantung style kita. Kalau sukanya dihotel berbintang 5, naiknya pesawat yang harganya mahal ya pasti keluarnya mahal. Kalau saya sih sukanya hotel yang murah tapi lokasinya bagus, dan pesawat dengan harga yang affordable alias kalau dapet promo ya lebih baik jadi semampunya dompet saya membeli aja.
c. "Mi, kamu duitnya banyak ya jalan-jalan mulu," : Jalan-jalan belum tentu punya duit banyak, tinggal kita ada niat dan mampu apa tidak. Kalau aku sih ga suka shopping ya, jadi dompet aman aja.
Let me tell you what kind of travelling style i am capable of.
- Saya bukan orang yang mampu beli tiket kelas bisnis, jadi saya selalu membeli tiket kelas ekonomi, kalau bisa dapet promo akan lebih baik lagi.
- Saya bukan orang yang mampu beli kamar hotel bintang 5, jadi saya dapet kamar yang sharing room pun ga masalah, yang penting hostelnya bersih dan lokasinya strategis saya akan ambil. Hampir 80% waktu kita saat travelling itu adalah saat kita keluar hotel, jadi bagi saya hotel itu hanya tempat untuk tidur, mandi, ganti baju. Udah. Buat apa mahal-mahal kalau cuma buat itu aja kan. Nah, berbeda ceritanya kalau memang niat utama kita buat leyeh-leyeh dan menikmati fasilitas hotel. Ini mah beda.
- Saya bukan tipikal yang jalan-jalan demi dapet foto di banyak tempat, saya lebih suka menikmati dan mengamati kehidupan lokal disana. Jadi saya bukan tipe open trip atau tipe yang ikutan agent travel, saya lebih suka jalan sendiri meskipun akhirnya pengeluaran saya lebih besar dibanding yang ikut trip. Dan tempat yang saya kunjungipun tak sebanyak orang yang ikut open trip, ya tadi itu.. karena saya kalau udah nyaman jalan kaki di satu kota saya bisa seharian muterin kota itu. Ga peduli ga dapet foto pun.
- Saya eman sih kalau harus ngeluarin lebih banyak uang, padahal bisa mendapatkan fasilitas yang sama. Jadi saya seneng ngeribetin diri sendiri buat dapetin liburan yang sesuai sama apa yang diri saya inginkan.
Me walking through underpass in banpo (haven't shower in 2 days). |
Bagi saya travelling itu pengalaman yang sangat berharga. Dari persiapan sebelum travelling seperti searching dan blog walking untuk mencari info negara yang saya kunjungi, degdegannya nungguin kabar visa, sampai hari keberangkatan, lalu saat di transportasi umum saat kita pindah dari satu transport ke transport lainnya, melihat pemandangan diluar.. itulah travelling yang sangat berarti buat saya. Travelling seperti itu membuat saya melek dengan perbedaan sistem transportasi, harga, dan kecenderungan orang-orang didalamnya. Bukan semata-mata travelling yang hanya untuk dapetin foto kita didepan tempat wisata disana.
Nah, tiap orang berbeda-beda kan style travellingnya. Jadi kalau tanya "kok kamu bisa atau budgetnya berapa" coba tanya dulu ke diri kamu sendiri, kamu nyamannya travelling yang gayanya gimana?
Jadi, kalau kamu tipe travelling yang seperti apa?
No comments:
Post a Comment